Pramuka yang merupakan salah satu ekstrakulikuler MAN 1 Model Lubuklinggau, jalani diklat yang dilaksanakan di lapangan MAN 1 Model Lubuklinggau. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh anggota kelas X dan XI. Minggu (16/02/2025)
Diklat tersebut tidak hanya dihadiri oleh kelas X yang barusaja bergabung, kegiatan itu juga dihadiri oleh para kelas XI yang merupakan senior di ekstrakurikuler pramuka tersebut.
Kegiatan dimulai dengan peserta diklat dikumpulkan di titik awal, yaitu di sekitar TOM. Dari sana, mereka melakukan perjalanan panjang melewati berbagai medan, termasuk SD MC hingga mencapai area kuburan China. Di lokasi ini, peserta diperiksa kelengkapan peralatan yang dibawa. Bagi yang tidak lengkap, diberikan hukuman sebagai bentuk pembelajaran tentang pentingnya kesiapan.
Setelah pemeriksaan, perjalanan berlanjut melewati lorong kecil yang sempit hingga akhirnya tiba kembali di MAN 1 Model Lubuklinggau. Setibanya di sekolah, peserta mengikuti upacara pembukaan dan menunaikan salat. Kemudian, mereka diarahkan untuk memasang tenda sebagai tempat istirahat selama kegiatan berlangsung.
Saat waktu makan tiba, peserta diberikan nasi dengan aturan ketat, yaitu harus menghabiskan makanan tanpa tersisa. Setelah itu, mereka menuju musallah untuk mendengarkan materi dari salah satu pembina yang akrab disapa Bunda. Sesi ini diakhiri dengan kegiatan pijat bersama guna menghilangkan kelelahan setelah perjalanan panjang.
Pada malam harinya, setelah melaksanakan salat Isya, peserta diberikan tugas menjahit dalam keadaan gelap dengan hanya diterangi lilin. Meskipun rencana awal mencakup penyalaan api unggun, hujan yang turun mengharuskan panitia untuk mengubah agenda. Akhirnya, peserta beristirahat setelah seharian menjalani berbagai aktivitas.
Menjelang dini hari, sekitar pukul 02.00 atau 03.00, peserta dibangunkan untuk mengikuti kegiatan perenungan. Mereka berjalan sendiri dari ujung Wakasek hingga musala dalam kondisi gelap, hanya ditemani cahaya lilin.
Dalam suasana hening tersebut, mereka diajak untuk merenungi diri, mengingat jasa orang tua dan guru. Momen ini menjadi sangat emosional, membuat hampir semua peserta menangis tersentuh.
Rizdha Nasya Amria, salah satu peserta diklat, mengungkapkan, “Kegiatannya seperti hiking. Awalnya kami berpikir ini hanya perjalanan biasa, tetapi ternyata penuh makna dan tantangan. Bagian perenungan membuat kami sadar akan banyak hal, terutama tentang pentingnya menghargai orang tua dan guru.”
Setelah perenungan, kegiatan dilanjutkan dengan salat Subuh berjamaah, diikuti dengan sesi senam pagi. Kemudian, peserta mulai membersihkan area sebelum mengikuti upacara penutupan sebagai tanda berakhirnya diklat.